Senin, 14 Januari 2013

Tak selamanya Abu Nawas Bersikap Konyol


Tak selamanya Abu Nawas Bersikap Konyol.
Kadang-kadang timbul kedalaman Hatinya
yang merupakan bukti Kesufian dirinya.

Bila sedang dalam kesempatan Mengajar, Ia
akan memberikan jawaban-jawaban yang
berbobot sekalipun Ia tetap
menyampaikannya dengan ringan...

Seorang murid Abu Nawas ada yang sering
mengajukan macam-macam Pertanyaan..

Tak jarang Ia juga mengomentari ucapan-
ucapan Abu Nawas jika sedang
memperbincangka n sesuatu.

Ini terjadi saat Abu Nawas menerima Tiga
orang tamu yang mengajukan beberapa
Pertanyaan kepada Abu Nawas..

“Manakah yang lebih utama, Orang yang
mengerjakan dosa-dosa besar atau orang
yang mengerjakan dosa-dosa kecil ?!”
Ujar Orang yang Pertama.

“Orang yang mengerjakan dosa kecil,”
Jawab Abu Nawas.

“Mengapa begitu,” kata orang pertama
mengejar.

“Sebab Dosa kecil lebih mudah diampuni
oleh Allah,” ujar Abu Nawas.

Orang pertama itupun manggut-manggut
sangat puas dengan jawaban Abu Nawas.

Giliran orang kedua maju. Ia ternyata
mengajukan pertanyaan yang sama,

“Manakah yang lebih utama, orang yang
mengerjakan dosa-dosa besar atau orang
yang mengerjakan dosa-dosa kecil ?!”
tanyanya.

“Yang utama adalah orang yang tidak
mengerjakan keduanya,” ujar Abu Nawas.

“Mengapa demikian ?!” tanya orang
kedua lagi.

“Dengan tidak mengerjakan keduanya,
tentu pengampunan Allah sudah tidak
diperlukan lagi,” ujar Abu Nawas santai.

Orang kedua itupun manggut-manggut
menerima jawaban Abu Nawas dalam
Hatinya.

Orang ketiga pun maju, pertanyaannya pun
juga seratus persen sama.

“Manakah yang lebin utama, orang yang
mengerjakan dosa-dosa besar atau orang
yang mengerjakan dosa-dosa kecil ?!”
tanyanya.

“Orang yang mengerjakan dosa besar lebih
utama,” ujar Abu Nawas.

“Mengapa bisa begitu ?!” tanya
orang ketiga itu lagi.

“Sebab pengampunan Allah kepada
hamba-Nya sebanding dengan besarnya
dosa hamba-Nya,” ujar Abu Nawas kalem.

Orang ketiga itupun merasa puas argumen
tersebut. Ketiga orang itupun lalu beranjak
pergi.

***************~~~*************

Si murid yang suka bertanya kontan
berujar mendengar kejadian itu.

“Mengapa pertanyaan yang sama bisa
menghasilkan 3 Jawaban yang
berbeda,” katanya tidak mengerti.

Abu Nawas tersenyum. “Manusia itu
terbagi atas Tiga tingkatan, tingkatan mata,
tingkatan otak dan tingkatan hati,” jawab
Abu Nawas.

“Apakah tingkatan mata itu ?!” tanya si
murid.

“Seorang anak kecil yang melihat bintang
di langit, ia akan menyebut bintang itu kecil
karena itulah yang tampak dimatanya,”
jawab Abu Nawas memberi Perumpamaan.

“Lalu apakah tingkatan otak itu ?!” tanya
si murid lagi.

“Orang pandai yang melihat bintang di
langit, ia akan mengatakan bahwa bintang
itu besar karena ia memiliki
pengetahuan,” jawab Abu Nawas.

“Dan apakah tingkatan hati itu ?!” Tanya
si murid lagi.

“Orang pandai dan paham yang melihat
bintang di langit, ia akan tetap mengatakan
bahwa bintang itu kecil sekalipun ia tahu
yang sebenarnya bintang itu besar, sebab
baginya tak ada satupun di dunia ini yang
lebih besar dari Allah Subhanahu Wa
Ta'alla,” jawab Abu Nawas sambil
Tersenyum.

Si murid pun mafhum. Ia lalu mengerti
mengapa satu pertanyaan bisa
mendatangkan jawaban yang berbeda-beda.

Tapi si murid itu bertanya lagi.
..

“Wahai guruku, mungkinkah manusia itu
Menipu Tuhan ?!” Tanyanya.

“Mungkin,” jawab Abu Nawas santai
menerima pertanyaan aneh itu.

“Bagaimana caranya ?!” tanya si murid
lagi.

“Manusia bisa menipu Tuhan dengan
merayu-Nya melalui Pujian dan Do'a,” ujar
Abu Nawas.

“Kalau begitu, ajarilah aku Do'a itu, wahai
Guru,” ujar si murid antusias.

“Do'a itu adalah, “Illahi lastu lil firdausi
ahla, Wala Aqwa alannaril Jahimi, fahabli
taubatan waghfir dzunubi, fa innaka
ghafiruz dzambil adzimi.”

Artinya :
(Wahai Tuhanku, aku tidak pantas menjadi
penghuni surga, tapi aku tidak kuat
menahan panasnya api neraka. Sebab itulah
terimalah tobatku dan ampunilah segala
dosa-dosaku, sesungguhnya Kau lah
Dzat yang mengampuni dosa-dosa besar).


Banyak orang yang mengamalkan
Do'a yang Merayu Tuhan ini.

Wa'allahu a'lam bis showab..



Sembilan Kemuliaan Shalat Tahajud


Sembilan Kemuliaan Shalat Tahajud


Assalaamu alaikum wa rahmatullahi wa barkaatuhu

Rasulullah bersabda, "Barang siapa menjaga sholat tahajud dengan sungguh-sungguh, maka Allah memberinya sembilan kemuliaan, terdiri dari lima kemuliaan didunia dan empat di akhirat.

Di dunia:

1. Allah jauhkan dari bencana
2. Tanda kesholehan memancar diwajahnya
3. Akan dicintai hamba Allah yang sholeh pula dan disegani manusia
4. Bicaranya jadi hikmah dan berwibawa
5. Mudah memahami Agama Allah.

Di akhirat:

1. Bangkit dengan wajah penuh cahaya
2. Mudah saat di hisab
3. Seperti kilat menyambar melewati shirot
4. Menerima catatan amal dari sebelah kanan.

SubhanAllah, "Allahumma semoga Allah ilhamkan kepada kita dan keluarga kesenangn dan kekhusyuan sholat malam... Aamiin".
#Persiapan Nikah yang Barakah#

PAGE FB : Izinkan Aku Menikah Tanpa Pacaran

1. Jangan pernah terbersit niat bikin undangan yg mahal2. Tak ada artinya sama sekali. Ia hanya akan berakhir di tempat sampah. Pilihlah yg murah tapi manfaatnya ada. Ada yg desain kalender meja, kumpulan doa, berisi nasehat2 kebaikan yg tahan lama. Sekedar berbagi, saya memilih desain buku 22 halaman yg berisi kumpulan d
oa keluarga islami, nasehat dan doa kebaikan,
serta kalender di akhir buku. Jika kapan2 kalian berminat meniru, saya masih menyimpan file-nya.

2. Jangan pernah terbersit niat berfoto pre-wedding. Foto romantis bersama pasangan tak halalmu itu bisa diganjar dg ribuan kali lipat dosa, sebanyak ia tercetak dan terlihat oleh yg akan kau undang. Sabarlah, usai nikah silahkan puaskan hasrat berfotomu dg kekasih halalmu. Foto post wedding moga lebih berkah.

3. Jangan pernah terbersit niat menjadikan pernikahan sebagai ajang untuk menyebut dan membangga-banggakan gelar akademis, gelar kehormatan, jabatan, serta beragam hal yg tak relevan dg nikahmu. Apalagi mencantumkannya di undangan. Ingat, kau hendak nikah, bukan hendak cari beasiswa.

4. Jangan bermewah dalam acara. Bukan mahalnya biaya nikah yg jadi penjamin keutuhan dan kebahagiaan rumah tanggamu kelak. Bukan kesan 'wah' yg mengutuhkan keluargamu. Justru dalam kesederhanaan yg penuh ketawadhu'an, serta berharap hadirnya doa-doa tulus yg jadi perantara Tuhan untuk menghadirkan bahagia dalam rumah tanggamu.

5. Hindari sajian hiburan yg tak elok dinikmati. Tujuan walimah adalah mengabarkan pernikahan serta menampung doa keberkahan dari undangan. Hindari dangdutan dg penyanyi seksi, apalagi musik Arab dg tarian perut. Yg Arab juga belum tentu islami. Saya dulu lebih tertarik menghadirkan sahabat2 Cinta Rebana ITS yg membawakan shalawat yg teriring murni dg rebana. Tanpa iringan lain. Moga lebih sesuai sunnah.

6. Hindari beragam aktivitas yg mengundang murka-Nya. Sesajen, pawang hujan, hitungan hari baik, serta beragam ritual yg tak rasional dan tak relevan dalam agama. Banyak2lah ngobrol dg keluarga tentang persiapan yg lebih baik, agar pas hendak nikah, tak terjadi perdebatan antara kalian dg keluarga.

Silahkan share ke yg lain. Moga rumah tangga yg dimulai dg pernikahan yg baik, menghadirkan kebahagiaan dunia akhirat.




Page Fb : Ustadz Felix Siauw

Bila dunia mulai menarik bagimu, dan akhirat terasa jauh darimu | pejamkanlah mata, dan ingat kegelapan yg menanti di kubur
dapat satu gunung emas akan ingin yg kedua | karena tak cukup makanan puaskan manusia kecuali gumpalan tanah yang menyumpal mulut

bila banyaknya harta jaminan surga, tentu Rasulullah dimakmurkan dengan harta | na
mun Rasulullah memilih sederhana, uswah bagi kita semua
bila sesuatu itu baik, maka tentu akan terjadi pada manusia yg terbaik | bila harta itu laik, tentu Rasul kan katakan itu menarik

dunia itu membesarkan syahwat dan menutup hati | akhirat itu mengajak berpikir dan menghinakan nafsu
peralat dunia dengan menghabiskannya di jalan Allah | dengannya kita dapatkan bahagia dunia akhirat
coba RENUNGKAN! !
kalau cowok/cewek yang berfikir dua
kali,bertanggung jawab dan bernyali besar
mah, NGGAK usah pake PACARAN.tapi si
cowok
langsung saja dateng ke orangtua
cewek buat ngelamar.

karena cewek/cowok yang bertanggungjawab
itu tau
kalau PACARAN cuma ajang tipu"an
&kegiatan berlumur dosa karena
BELUM ADA IKATAN apapun. . .

[Filzah Aulia Mahabbah]